Bertahan atau Melepaskan

Kini Bian, Dean, Tyo, dan Winatra menuju ke arah kerumunan di tengah kampus. Semua orang berteriak.

”terima, terima” ”ayok terima, kapan lagi jadi pacar Gevan.”

Begitulah teriakan dari mahasiswa-mahasiswa Kampus. Dean yang ingin tau lebih dalem, ia meminta untuk orang memberinya jalan.

“Misi”

“Misi bentar.”

Orang-orang pun memberinya jalan. Ketika sudah sampai di Depan, ia melihat Clara sedang berpelukan bersama dengan laki-laki yang bernama Gevan. Ia mahasiswa baru di Kampus ini.

Hancur, hancur rasanya hati Bian ketika melihat Clara memeluk Gevan sangat erat seakan-akan tak membiarkan Gevan untuk pergi darinya.

“No, gue ke kelas dulu. Ada yang ketinggalan.” Deanno yang sangat tahu bahwa Bian kini sedang hancur, ia mengangguk dan membiarkannya pergi.

“Clara brengsek! Bisa-bisanya dia selingkuh.”

Clara yang melihat Deanno, langsung melepaskan pelukan erat Gevan. Ia menatap mata Gevan seolah-olah sesuatu telah terjadi.

“La, you okay?”

Clara tak menjawab, ia pergi menyusul Deanno yang lebih dulu meninggalkannya.


“Dean, tunggu!” Perintah Lala.

Deanno menghentikan langkahnya setelah mendengar suara itu.

“Apa?” Kata Deanno yang sudah malas berbicara.

“Gue minta maaf. Gue beneran minta maaf, gue sayang sama Bian. Tapi gue juga sayang sama Gevan.” Deanno hanya bisa menghela napas.

“Terus?”

“Terus gue harus gimana, Dean?”

“Semua ada di tangan lo. Bertahan sama Bian dan tinggalin Gevan, atau lepasin Bian dan lo lanjut sama Gevan.”

Clara kini benar-benar sudah kacau. Ia tak tahu harus memilih yang mana. Dean pun meninggalkan Clara di lorong sendirian.