Dokyeom tiba dirumah setelah menyelesaikan meeting dengan klien di kantor. Ia membawakan makanan kesukaan Heeseung dan juga Joshua.
“Ayah pulang~” ucap Dokyeom yang berjalan ke arah mereka sambil menenteng makanan. “Ini buat Heeseung dan juga suami ayah yang paling cantik.” Lanjutnya.
“Ini buat aku? Terima kasih, ya, kamu.” Kata Heeseung yang langsung mengambil makanan nya.
“Andai Ayah ada disini, pasti aku seneng banget diperhatikan sama ayah kayak gini..” Dokyeom hanya bisa tersenyum. Sedangkan Joshua mengelus pundak Dokyeom, “gapapa, mas. Berarti Heeseung mau lebih diperhatiin lagi sama kita.” Ucap Joshua dan dibalas anggukan.
“Ayah naik ke atas dulu, yaa! Mau bebersih, soalnya abis meeting.” Dokyeom pergi ke atas untuk membersihkan diri nya sehabis pulang kantor.
“Papih.. ayah kayaknya beneran udah berubah, ya? Ayah kayaknya beneran nyesel.. Hee gatega..”
“Kamu mau udahin ini semua, Hee?” Heeseung mengangguk. “Yauda, kamu nanti keatas bawain makanan buat ayah, ya! Bilang aja ini makanan buat ayah.” Heeseung kembali mengangguk.
Tok tok tok
Heeseung mengetuk pintu kamar sang ayah untuk memberi makanan yang tadi sudah disuruh oleh papih nya. Dirasa tak ada jawaban, Hee langsung membuka pintu kamar itu.
“Ayah?” Dokyeom tertidur dengan keadaan bibir yang sudah pucat. “Ayah kenapa?” Heeseung menaruh makanan terlebih dahulu di meja, dan mulai memeriksa keadaan sang ayah.
Panas
Tubuh Dokyeom semuanya panas. Heeseung yang panik, ia segera keluar dan memanggil papihnya. “PAPIH!!” Joshua yang mendengar, langsung naik keatas.
“Ada apa abang..” Heeseung menarik tangan Joshua untuk segera menuju kedalam kamar. “Papih pegang jidat ayah deh” Joshua menuruti permintaan anak nya itu.
“Astaga.. ayah kamu panas tinggi, Hee. Tolong ambilkan kompres buat ayah kamu, Hee..” Heeseung menurut. Diri nya langsung turun dan mengambil yang disuruh papihnya.
“Pasti kamu kecapekan ya, mas? Ditambah anak kamu ngerjain kamu.. maaf ya, mas. Ini permintaan Hee buat ngerjain kamu..” Joshua terus memegang tangan Dokyeom yang cukup panas itu.
Heeseung datang dengan membawa baskom dan juga kain untuk menurunkan demam sang ayah, “ini pih” Joshua memeras kain tersebut dan menaruhnya di atas dahi Dokyeom.
“Bang, kamu tidur sama ayah, ya? Papih sama Enchae tidur di kamar kamu. Temenin ayah, biar kalian saling memaafkan.”
“Iyaa, pih.” Joshua turun dan meninggalkan Heeseung bersama Dokyeom.
“Ayah.. maafin Heeseung yaaa.. makasih ayah udah ngakuin kesalahan ayah, dan minta maaf sama Hee. Sekarang, Hee yang minta maaf karna udah ngerjain ayah dengan Hee pura-pura lupa. Maaf, ya ayah.. Heeseung sayang ayah. Hee Janji, Hee gaakan cemburu lagi sama Enchae. Maaf, ayah.. ayah cepet sembuh yaa..” Heeseung memeluk erat Dokyeom yang tengah tertidur dengan badan yang masih cukup panas itu.