Happy Birthday Perempuan paling Cantik

“Nyusul Harkan dirumah David,” ucap Nathan, yang dibalas anggukan oleh Hardin.

Hardin segera berlari menuju rumah David untuk menyusul Harkan. “Nyalain lilinnya dulu, kan?” Harkan mengangguk. “Lu gaada rencana buat bikin Pelin kesel atau apa gitu?” Harkan hanya menggelengkan kepalanya. “Baru kali ini surprisein pacar tanpa adanya prank prank’an.” Harkan hanya menatap Hardin sinis dan langsung kembali fokus pada kue yang ia bawa.

“Jalannya pelan-pelan, aja.” Suruh Hardin.

Hardin melihat sosok Nathan dari kejauhan. Untungnya Nathan orang yang gampang peka, jadi, dirinya langsung mengisyaratkan abangnya untuk menutup kedua mata Pelin dengan tangannya. “Ini ada apasih bang?” Tanya Pelin, “nanti kamu juga tau.” Pelin menghela napas, ia hanya menuruti perkataan abangnya tadi.

Hardin, dan Harkan mulai memasuki halaman rumah, yang sudah dipenuhi oleh teman-teman baru Pelin. “Nanti kalo udah hitungan ke tiga, kamu buka mata, ya?” Pelin mengangguk.

1

2

3

Tepat dihitungan ketiga, Pelin membuka matanya, ia terkejut melihat kehadiran sosok yang sangat dirindukan olehnya. Harkan. Orang yang selama ini ia rindukan, semenjak dirinya pindah ke London.

“H-Harkan? Ini kamu?” Pelin menangkup wajah Harkan dengan kedua tangannya, untuk memastikan apakah dirinya sedang mimpi, atau tidak.

“Iya ini aku. Selamat ulang tahun wanita yang sangat sangat aku cintai. Semoga diumur kamu yang sekarang ini, kamu makin bahagia. I love you, Lin.” Tanpa aba-aba, Pelin langsung memeluk tubuh Harkan dan menangis terharu. “Thank you, thank you so much, Har. Makasih udah wujudin keinginan aku ngerayain ulang tahun sama pacar.” Harkan mengusap rambut Pelin secara gemas “gemess” kata Harkan yang berhasil membuat wajah Pelin memerah.

Namun, ada satu orang yang sedang Pelin tunggu. Yaitu, Papahnya. Papahnya belum juga datang. *Apa papah benar-benar lembur dan tidak datang ke acara ulang tahun aku?” Ucapnya dalam hati.

Tak lama kemudian terdengar suara klakson dari depan pagar rumahnya, “bang itu siapa?” Tanya Pelin pada Nathan. “Coba kamu lihat sendiri.” Pelin melangkahkan kakinya menuju depan pagar.

Pelin melihat di depannya terdapat mobil mewah impiannya dari kecil, namun, siapa yang ada di dalamnya? Tak lama, kaca mobil pun terbuka, seseorang memakai kacamata hitam, berjas rapih, nampak seperti papahnya. Laki-laki itu bersiul pada Pelin “neng diem aja, gamau deketin abang ni?” Dengan langkah yang berat, Pelin memberanikan diri untuk mendekati laki-laki itu, “bukain kacamata abang dong” Pelin pun nurut, belum semuanya dibuka, dirinya kaget bahwa laki-laki itu adalah papahnya.

“Ih papah, Pelin udah takut tau… papah beli mobil baru? Mobil papah mana?”

“Loh kata siapa ini mobil papah? Orang ini mobil kamu kok. Mobil papah tuh dibelakang rumah, udah papah taro di garasi.” Pelin langsung memeluk tubuh sang papah, “makasih banyak pah. Maaf Pelin belum bisa jadi putri terbaik buat papah. Tapi Pelin janji, Pelin janji akan bahagain papah.” Yang di peluk hanya bisa tersenyum. “Ohiya, pah, ada Harkan datang kesini” lanjutnya.

“Papah tau, orang ini rencana dia kok untuk merahasiakan semuanya dari kamu.” Pelin tak habis pikir, bisa-bisanya Harkan merencanakan semuanya. Tapi, Pelin benar benar bahagia pada malam itu. Pelin menghabiskan waktu bersama keluarga, sahabat, dan juga sang kekasih.

-END