Har, maafin gue
Harkan, dan Mahen kini sudah bersiap untuk memulai balapannya. “Siap?” Kata Mahen yang sudah sangat siap untuk melihat Harkan berlumuran darah.
Har, maafin gue … Ucap Rakry.
Bendera sudah diangkat, dan mereka pun mulai menancapkan gasnya.
Rakry terus berdoa agar Harkan selamat, dan tidak terjadi apa-apa. “Har, gue minta maaf. Gue emang gak pantes jadi temen lo.” Rakry benar-benar menyesal telah memilih duit dibanding nyawa temannya sendiri.
Mahen pun tiba terlebih dahulu. Ia tak melihat keberadaan Harkan dibelakangnya. “Hahaha, gue menang.” Teriak Mahen dengan sangat bangga.
Justin yang menyadari bahwa kembarannya itu tak kunjung kembali, ia mencoba bertanya kepada Rakry, “Ky, ini jalurnya gak jauh-jauh banget, kan? Kok Harkan lama banget?” Rakry tak menjawab.
Tiba-tiba orang lewat berteriak mengatakan bahwa ada yang jatuh di tikungan. Justin, dan yang lainnya pun langsung menuju tikungan yang dimaksud orang-orang.
panggil ambulance
ada telponnya gak di kantongnya?
ini ada surat-suratnya
Kata orang-orang yang sudah berkurumun.
“Misi mas, ini kenapa, ya?” Tanya Justin.
“Ini mas, ada yang jatuh.”
“Ciri-cirinya?”
“Makai jaket hitam, motornya hitam, celana hitam.” Justin mencoba kembali memastikan apakah benar itu Harkan, atau bukan.
“Namanya Harkan?”
“Kurang tau sa—“ belum sempat orang itu menjawab, tiba-tiba ada orang yang mengatakan bahwa yang kecelakaan itu adalah Harkan Alister.
Namanya Harkan Alister
Justin langsung menerobos gitu aja untuk melihat Harkan secara langsung. Benar saja, Harkan sudah berlumuran darah.
Justin melepaskan Helm Harkan, dan meletakkan kepala Harkan di pahanya. “Har, bangun… lo gak boleh pergi ninggalin gue. Mamah udah ninggalin gue, masa lo juga mau ninggalin gue sih… Har bangun…” kata Justin yang terus menepuk pipi Harkan.
Rakry yang melihatnya, ia sangat amat terpukul dengan kejadian ini. Ini semua salah dirinya. Kalau saja dirinya tidak mengikut perkataan Mahen, Harkan tidak mungkin seperti ini.
“Mas telpon ambulance aja” kata orang-orang sekitar.
“Ky, telpon ambulance, sekarang!” Rakry menelpon ambulance, dan Justin terus memeluk tubuh sang kembaran.