hukum

Setelah mendapatkan lokasi yang diberikan oleh Enchae, Dokyeom langsunh pergi begitu saja meninggalkan Jun, dan anak-anak kantor. “Lu mau kemana??” Tanya Jun.

“Jemput keluarga gue” ucapnya yang sambil berlari.

Dokyeom tiba di parkiran mobil, dan keluar parkiran untuk menuju tempat yang sudah diberitahu.

Sementara itu, Joshua, Enchae, dan juga Heeseung, kebingungan harus kemana lagi. “Ini kemana lagi pih?” Tanya Heeseung.

“Papih juga gatau.. soalnya tadi satpam udah nanyain papih terus..”

“Ohiya, ayah ngechat tadi di hp papih. Kayaknya ayah beneran panik..”

“Pih, tadi adek juga di chat sama ayah, terus adek bagikan lokasi..” Joshua dan Heeseung hanya bisa tersenyum melihat tingkah Enchae.

“Lu ngapain kasih tau adek..” kata Heeseung yang sudah capek dengan tingkah polos adeknya itu.

“Ihh kan biar ayah kesini, terus kita bilang prankkkk

“Pinter kamu, Dek. Sekarang, papih mau ngumpet dulu. Kalo Ayah nyadar mobil kita, kamu bilang aja, papih udah pulang duluan naik taksi.” Kedua anak nya kini mengangguk, “baik pih.” Kata Heeseung.

Dokyeom pun tiba di Rumah Sakit yang sesuai lokasi, ia memarkirkan mobilnya dan masuk ke dalam lobby. Ia menuju ke tempat satpam terlebih dahulu, “misi pak, saya mau tanya, kalo ruangan buat operasi plastik itu dimana, ya?” Tanyanya.

“Bapak naik ke lantai 2, nanti ruangannya ada di sebelah kanan.”

“Terimakasih, pak.” Dokyeom pergi menuju lantai 2 untuk bertemu dengan Joshua yang sedang melakukan operasi plastik.

Sementara yang dicari, ia justru terus mondar-mandir di dalam lobby untuk menghindari bertemu suaminya. “Jangan sampe ketemu ayah” ucapnya.

Joshua menaiki lift untuk menghindar suaminya saat ini. Saat tiba di lantai 2, Joshua justru melihat seseorang yang tak asing, ia seperti melihat Dokyeom saat ini. “Mampus.. itu ayah kan?” Batinnya. Ia kembali memasuki lift yang belum sempat tertutup rapat.

Dokyeom yang menyadari ada seseorang memasuki lift, ia segera mengikutinya.

Joshua keluar dari lift dan berpura-pura bertanya satu hal kepada pak satpam. “Mas, mas ngapain bolak balik terus?” Tanya pak satpam.

“Diem pak. Saya lagi ngeprank suam—“ bahu Joshua tiba-tiba ditepuk oleh seseorang.

“Halo sayang” itu Dokyeom. Rupanya yang menepuk bahunya saat ini suaminya sendiri. “Maaf, pak. Dia suami saya, emang suka gitu iseng.. untung lucu. Makasih ya pak udah dijagain” pak satpam hanya bisa tertawa melihat tingkah keduanya.

“Hehehe mamas.. tapi aku beneran mau operasi plastik kok.” Ucapnya yang sambil senyum-senyum karna gagal ngeprank suaminya kembali.

“Gaada, ya, chu! Aku gasuka kamu operasi plastik. Muka kamu udah cantik, seksi gitu apa yang mau diubah?”

“Pelit!”

“Kamu kesini sama anak-anak kan?” Joshua mengangguk. “Pada dimana?” Lanjutnya.

“Di parkiran, mas.”

Kini Joshua dan Dokyeom menuju ke tempat mobil dimana Heeseung, dan Enchae berada.

Dokyeom membuka pintu mobil, “abang, kamu sama adek, ya? Papih kamu sama ayah.” Heeseung mengangguk. Ia tahu betul kalau rencana papihnya saat ini gagal.

Dokyeom menggandeng tangan Joshua untuk ikut ke dalam mobilnya. “Ihhh aku mau sama anak-anak!” Ucap Joshua yang saat ini sedang kesal.

“Kamu ikut mas. Mas mau hukum kamu! Soalnya udah ngeprank mas”

“Kok?? Kemarin kamu gak aku hukum tuh????”

“Aku tidur di ruang tamu, itu yang kamu bilang gak ngehukum aku?” Joshua menggaruk kepalanya, “hehehe. Yauda sekarang mau kemana?” Tanya Joshua.

“Hotel. Soal baju, nanti aku suruh bi Nanda kirim make ojek”

“Mas???”