Kehancuran Sebuah Keluarga
Dibalik indahnya kemegahan rumah itu, ada kehancuran sebuah keluarga. Keluarga Arkananta, keluarga yang dikenal akan kesopanan, keramahan, dan kebaikannya pada semua orang. Namun, berbeda ketika keluarga itu berada di dalam rumah.
Setelah Dimas ditinggal pergi oleh sang mamah untuk selama-lamanya, hidup Dimas sangat berubah dratis. Ia sudah tak diperdulikan oleh sang papah yang dulu sangat sayang kepadanya.
Dimas pun tak tahu apa yang bikin papahnya seperti ini. Dimas yang masih berusia 5 tahun itu sudah kehilangan sosok ibu dan perhatian dari sang papah. Namun, Dimas masih mempunyai tante. Tante Shakila, tante Shakila ini adalah adik dari papahnya Dimas, Arkananta Rayenza.
Dimas yang sedang asik bermain, tiba-tiba sang papah datang dari balik pintu dan melihat rumah yang sudah berantakan seperti kapal pecah itu. Lalu, Arka langsung membentak Dimas dan menyuruh Dimas untuk segera membereskan nya.
Tak sengaja, Dimas memecahkan sebuah vas bunga kesayangan sepeninggalan alm sang ibu. Papahnya pun semakin murka dan menyeret Dimas ke kamar mandi. “Sini kamu! Dasar beban keluarga! Bisa-bisanya kamu mecahin vas bunga kesayangan istri saya! Sini! Ikut saya!” Arka terus menyeret Dimas, sedangkan Dimas hanya bisa menangis, “pahh maafin Dimas, Dimas gasengaja pah … pah, jangan hukum Dimas. Dimas beneran gasengaja … “
Dimas yang sudah ketakutan itu pun kini hanya bisa pasrah atas apa yang akan dilakukan papahnya kepada dirinya.
“Sini kamu!” Arka menyiram Dimas dengan air yang ada di bak kamar mandi. “Ini akibat kamu mecahin vas bunga istri saya!”
“Pahh, ampunn …. Dimas Janji, Dimas janji gaakan nakal lagi. Ampun pah …. “
Tak cuma itu, setelah Dimas sudah basah kuyup, Arka mengunci Dimas sendirian di kamar mandi.
“Pahhhh!! Ampunn … Maafin Dimas … papah …. Hiks hiks”
Shakila yang mendengar suara Dimas, ia langsung menuju sumber suara itu. Kamar mandi, Shakila mendengar suara itu dari arah kamar mandi. Ia melihat bahwa Dimas terkunci di dalam situ, Shakila langsung mendobrak pintunya.
“Dimas sayang, tunggu Tante.”
Shakila terus mendobrak pintu kamar mandi dengan sekuat tenaga.
“Tante, tolongin Dimas … Dimas takut …. “
Shakila yang mendengar itu, ia mencoba mendobrak pintu nya dengan sangat kencang.
“Dimas sayang sabar, ya … “
“Dimas, Dimas denger tante kan?”
“Denger, tan.”
“Dimas menjauh dulu dari balik pintu, biar tante dobrak.”
Dimas pun menurut, ia segera menjauhi pintu kamar mandi. Tak lama, pintu pun berhasil di dobrak oleh sang tante.
Shakila langsung mencari Dimas dan memeluknya. “Dimas sayang, tenang … ada tante disini. Dimas gausah takut lagi, ya?” Dimas tak menjawab, tubuhnya sangat dingin. Bahkan tubuhnya sudah mengigil karna kedinginan.
“Ayok kekamar Dimas, ganti baju.”
“Sekarang Dimas ceritain kenapa Dimas bisa dikurung dikamar mandi dengan keadaan basah kuyup gitu … “
Dimas pun menceritakan kejadian yang menyebabkan dirinya dikurung di kamar mandi.
“Mas Arka benar-benar keterlaluan! Dimas tunggu sini, biar tante nyamperin papah.”
Shakila keluar dari kamar Dimas dan menuju ke ruang tamu tempat dimana Arka sedang menonton tv.
“MAS!” Arka menengok.
“Dateng-dateng kok teriak, kenapa?”
“Kenapa, kenapa. Dimas kamu apain mas?! Tega kamu sama anak kamu sendiri!” Arka pun bangun dari sofa dan berdiri di hadapan Shakila.
“Tega? Dia yang tega! Dia yang ngebunuh ibunya sendiri!”
“Mas, tapi itu gasengaja. Dimas bukan pembunuh!”
“Alah! Tetap saja dia pembunuh! Dia yang menyebabkan istri mas meninggal. Gara-gara dia, Eva ketabrak terus meninggal!”
“Itu bukan salah Dimas!”
“Tetap saja salah Dimas!”
Dimas yang mendengar keributan dari atas, dirinya memberanikan diri untuk turun dan bertemu oleh sang tante dan papah.
“Nah ini pembunuhnya!” Arka menunjuk Dimas yang berdiri di samping Shakila.
“Tante, emang aku pembunuh? Aku bukan pembunuh tante … aku cuma mau ngambil mobil-mobilan … “ Shakila yang melihat wajah Dimas yang pucat, ia mencoba membujuk Dimas untuk mundur terlebih dahulu.
“Dimas, kamu ke dapur dulu bentar sama bibi, ya? Biii, bawa Dimas ke dapur.”
“Siap non.”
Shakila melanjutkan adu mulut bersama dengan sang kakak Arkananta.
“Jadi mau mas gimana?”
“Usir anak itu!”
“Oke, tapi aku juga akan keluar dari rumah ini!”
“Shakila!”
Shakila tak mendengar teriakan Arka dan memilih untuk mengajak Dimas ke kamarnya. “Ayok Dim kita kekamar dan beresin baju kamu.”