Mamah, orang itu siapa?

Dipagi hari yang cerah, Ragatama Wijaya bersiap untuk mendatangi rumah Aqilla. Walau ia tau dirinya bakal di usir oleh Qilla, namun Raga tetap kekeh mendatangi nya.

Raga telah mendapatkan alamat Qilla berkat bantuan Hendra. Hanya Hendra yang bisa ia handalkan untuk melacak keberadaan seseorang.

Raga yang tak sabar ingin bertemu Rega anak 5 tahun yang lalu ia telantarkan, ia langsung menyalakan mesin motor nya dan bergegas menuju alamat tersebut.


Raga pun tiba di depan gerbang rumah dari Aqilla Zaura sang mantan pacar, tiba tiba ada satpam yang menghampiri dirinya. “Nyari siapa mas?” Kata pak satpam yang merupakan satpam dari rumah tersebut.

“Nyari Qilla, ada?”

“Siapa nya non Qilla, mas?”

“Pacar nya” dengan keberanian dirinya, ia menyebut kan bahwa ia adalah pacar dari pengusaha wanita sukses itu.

“Tapi non Qilla gapunya pacar mas, mas ngaku ngaku ya?”

“Engga kok, saya ada buktinya…” Raga merogo kantong celana nya untuk mengambil sebuah foto diri nya bersama dengan Aqilla dimasa SMA dulu. “Percaya pak?”

Satpam itu pun mengangguk dan mempersilahkan Raga masuk kedalam lingkungan rumah mewah tersebut. Terlihat dari kejauhan bahwa ada seorang anak laki laki yang tengah bermain bersama baby sister nya.

Raga pun mermakir kan motor nya di dekat tanaman, ia mendekatkan anak laki laki tersebut. “Rega?” Rega yang kaget nama nya dipanggil oleh seseorang, ia menengok kebelakang. “Om s-siapa?” Dengan nada ketakutan, Rega mengumpet dibalik tubuh yang jaga nya.

“Om ini papah kamu, nak. Sini, peluk papah..” Raga mengulurkan tangan nya, namun Rega menggelengkan kepala “Om ngaku ngaku. Kata mamah, papah Rega udah di atas,” Rega menunjuk ke arah langit.

Hati Raga benar benar hancur saat mendengar perkataan dari anak nya itu. Qilla ternyata benar benar benci terhadap Raga, sampai sampai Qilla memberi tahu bahwa diri nya, ayah dari Rega telah tiada.

“O-om kenapa nangis?” Rega yang melihat Raga menangis, ia langsung mendekat kan diri nya dan menghapus air mata Raga.

Memang, Rega ini takut terhadap orang asing. Namun, ia tak tega apabila orang asing tersebut menangis. Raga tersenyum atas perilaku anak nya yang menghapus air matanya itu.

Tak lama, keluar lah seorang wanita dari dalam rumah. Wanita itu adalah ibu dari Rega, yang bernama AQILLA ZAURA. Rega pun langsung berlari menuju Qilla, Qilla yang melihat Rega berlari, ia langsung berkata pada Rega agar jangan berlari lari. “Rega, jangan lari lari, nak. Pelan pelan, nanti jatuh.” Kata Qilla.

Rega yang tiba di hadapan mamah nya, Qilla langsung menggendong Rega. “Kenapa sayang?”

“Ada om yang ngaku ngaku papah Rega, mah.” Qilla langsung menuju om yang dimasud Rega. “Misi, kamu siapa ya?” Raga pun membalikkan tubuh nya.

“Hai” Qilla yang kaget ia langsung menyerahkan Rega kepada pengasuh nya.

“Mba, tolong bawa Rega masuk kekamar nya.” Mba Mirna menganggguk. Kini tinggal Raga dan Qilla yang berada diluar.

“Masuk dulu, Ga.” Raga mengangguk, ia mengikuti langkah Qilla dari belakang.

Raga melihat lihat sisi rumah Qilla “mewah, indah, cantik. Kamu berhasil, Qilla.” Qilla yang mendengar nya langsung berhenti dan menatap Rega “Hah?” Raga menggeleng.

Qilla mempersilahkan Raga untuk duduk di sofa. “Tau darimana rumah aku?”

“Cari cari tahu sendiri” Ia terpaksa berbohong, agar Hendra tak dimarahi Aqilla.

“Terus maksud kedatangan kamu kesini apa?”

“Mau ketemu anak saya, Qilla. Ternyata benar kata Raka, anak saya mirip sekali dengan saya. Namun beda sifat. Semoga sifat nya tidak seperti saya yang brengsek ini.”

Raka? Rupa nya Raka memberi tahu Raga tentang keberadaan diri nya. “Oh Raka, dia yang memberi tahu alamat saya?”

“Engga, saya cari tahu sendiri. Memang nya Raka sudah pernah kesini sebelumnya?” Qilla mengangguk, Raga tak menyangka bahwa Raka sudah terlebih dulu menemui anak dan wanita nya itu.

“Qilla, saya mau memperbaiki hubungan seperti dulu. Apa kamu mau?”

“Maaf, untuk saat ini saya masih belom bisa.” Tiba tiba Rega turun dari kamar nya.

“Mah, om ini kok kaya om yang waktu itu kesini?”

“Iya, mereka itu abang adek, sayang… ini Raga, dan om kemarin itu Raka.”

“Terus Rega? Wahhh ada 3R ya mah.” Qilla hanya tersenyum, namun di mata nya, ia menahan air mata agar tidak keluar.

“Iya ada 3R, Rega mau gabung sama om?” Rega mengangguk, kini Rega berpindah pangkuan dari yang sebelum nya berada dipangkuan Qilla, sekarang berada dipangkuan Raga.

Raga sangat senang, anak nya sudah tak takut pada diri nya. Walau Rega masih belom menganggap diri nya papah nya.

Waktu terus berjalan, tak terasa sudah menunjukkan pukul 12.00 Siang. Qilla harus segera menuju ke kantor. “Ga, udah siang. Saya harus berangkat kerja, dan Rega harus tidur siang.”

“Biar sama saya aja tidur nya.” Qilla menggeleng, “Engga, kamu mending pulang aja. Udah ketemu Rega kan?” Raga menyerahkan Rega kepada Qilla.

“Baik, makasih Qilla sudah ngijinkan saya untuk bertemu anak kita.”

Qilla berbisik “anak aku, bukan kamu.” Qilla meninggalkan Raga.