Perjodohan
Setelah Zara selesai memakai pakaian, ia segera turun untuk bertemu dengan Daniel, Daniel itu.
“Nah ni anaknya. Dek, salim dulu sama om Gerald.” Zara pun salim kepada Gerald orang tua dari Daniel. “Nah ini Daniel, Dek.” Zara hanya melihatnya dengan tatapan sinis. Namun yang ditatap justru tersenyum.
manis ucap Zara dalam hati.
“Jadi gimana mas, jadi kita jodohin anak kita?” Zara dan Daniel sama sama kaget mendengar ucapan Kiran itu. “Mamah, apaansi? Siapa yang mau dijodohin?” Tanya Zara dengan tegas.
“Ya kamu. Kan anak mamah cuma kamu, Dek.” Benar saja firasat Zara sebelumnya bahwa dirinya akan dijodohkan. Bukan dengan om-om, melainkan dengan Daniel kakak tingkat dia di kampus.
“Nak Daniel setuju?” Tanya Kiran pada Daniel.
“Zara setuju, saya setuju, tan.” Ucapnya.
“Zara gimana?” Zara yang sedang minum langsung tersedak begitu saja. “Pelan-pelan dek kalo minum,” kata Kiran yang sambil mengusap punggung putrinya.
“Tadi mamah nanya apa?” Kiran menghela napasnya mencoba untuk menjelaskan kembali. “Kata Daniel, Daniel setuju kalo kamu setuju. Kamu setuju apa enggak?” Kini gantian Zara yang menghela napas, “alasan mamah, dan om untuk jodohin kita berdua apa?” Mereka berdua saling tatap-tatapan, seakan mereka tak ada jawaban untuk menjawab pertanyaan dari Zara.
“Om mau Daniel ada yang ngatur. Karna om sendiri sibuk dengan kerjaan yang ada di kantor,” alasan yang gabisa Zara pahamin namun ia hanya mengangguk. “Kalo mamah?” Tanya Zara pada Kiran, “kalo mamah… ya mamah mau Daniel bisa ngawasin kamu. Lagi juga mamah udah tua, Dek, kamu gak kasian sama mamah?” Zara hanya bisa menunduk diam, “oke Zara setuju.” Ucapnya. “Tapi ada satu syarat, Daniel harus jaga rahasia perjodohan ini sebelum aku yang bongkar.” Lanjutnya.
“Gimana Daniel?” Tanya Gerald pada sang anak. Daniel mengangguk menyatakan bahwa dirinya setuju dengan persyaratan yang Zara kasih.
“Yasudah Ran, saya sama anak saya pamit pulang dulu. Terima kasih nak Zara sudah menerima perjodohan ini,” Zara bangun dari kursinya untuk salim dengan Gerald, “sama-sama om. Hati-hati, ya…” Gerald dan Daniel meninggalkan rumah mereka.