Qilla, maafin aku

Setelah mengikuti pelajaran dari jam 07.00-13.00 semua siswa/i keluar dari kelas nya masing masing, begitu juga dengan Raga dan Qilla.

“Jadi kerumah kan?” Tanya Qilla.

“Jadi”

Terdengar ada suara yang memanggil manggil nama Raga dari belakang, Raga pun menengok. Ternyata Raka yang memanggil nya dari tadi. “Kenapa, ka?”

“Oh ada Qilla, mau kerumah Qilla?” qilla pun mengangguk. “Oh yauda, berarti kalo papah nanya, gue bilangnya kerumah Qilla, ya?” Raga pun mengangguk, kini Raka meninggalkan mereka berdua.

Raga dan wanita nya itu, menuju tempat parkiran, tempat dimana motor para murid dari Neo Garuda terparkir.

“Ga, duluan ya.” Kata murid yang melewati nya.

“Oh iya, hati hati.” Raga memang jagoan di sekolah itu, tak jarang banyak sekali murid dan anak sekolah lain yang menegurnya.

Kini mereka berdua mulai menuju kerumah Qilla.


“Assalamualaikum, bi?” namun tidak ada jawaban dari siapapun.

“Assalamuaikum, bi? bibi dimana?” tetap sama, tidak ada jawaban sama sekali.

𝘈𝘩 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘣𝘪𝘣𝘪 𝘣𝘦𝘭𝘢𝘯𝘫𝘢

“Gaada orang, qil?” Tanya Raga.

“Gaada, naik duluan kekamar aku. Aku nyiapin makanan dulu.” Kata Qilla yang menyuruh Raga naik duluan.

“Serius?”

“Iya serius, tunggu apalagi.” Raga menuruti perintah Aqilla yang menyuruh diri nya naik.

Raga pun sampai di depan kamar Aqilla, “Ini buka pintunya, Qil?” Tanya Raga yang berteriak dari atas.

“Iya masuk aja, bentar lagi aku selesai ko.” Qilla sedang memasak nasi goreng, sedangkan Raga sudah masuk kekamar Qilla.

Sudah lama Raga tidak memasuki kamar Aqilla, sekarang banyak perubahan. Ia melihat semakin banyak poster Boyband asal Korea yaitu NCT. “Kenapa? makin banyak, ya?”

“Gantengan juga aku.”

“Udah makan dulu, gausah berisik.”

Raga menikmati masakan princess nya itu, masakan Aqilla memang enak. Setiap ia memakan masakan Aqilla, ia teringat akan Almh Mamah nya yang telah tiada dari Raga SD.

Raga bertemu Aqilla sejak ia duduk di bangku 3 SMP. Dunia Raga benar benar berubah, semenjak kehadiran Aqilla.

Ia tak lagi kesepian, kalo kangen mamah, Raga selalu melihat dan menatap perempuan nya itu sangat lama. Menurut Raga, aqilla sama persis sama Almh mamah nya. Jadi itulah alesan Raga menatap Aqilla sangat lama.

Raga sudah selesai makan, ia menaro piring nya di samping rak Tv. Kini Raga dan Qilla terlihat sangat canggung, padahal tak biasa nya mereka seperti ini.

“Mau nonton netflix ga?” Tanya Qilla.

“Boleh deh.”

Qilla mulai menyalakan Laptopnya untuk menonton netflix. “Mau nonton apa?”

“Terserah kamu, sayang” kata Raga.

Qilla akhirnya memutuskan untuk menonton drama korea yang berjudul NEVERTHELESS yang diperankan oleng Song Kang dan Han so Hee.

Mereka berdua sangat menikmati film itu, walau ada adegan 18+. “Aku ganti baju dulu, sekalian naro piring.” Kata Qilla. Qilla masih memakai baju seragam sejak ia pulang sekolah tadi. Disaat Qilla hendak bangun dari kasur nya, tiba tiba Raga menahan tangan nya.

“Ganti disini aja, biarin piring nya.” Qilla tak mengerti maksud Raga yang menyuruh nya mengganti pakaian disini, qilla melepaskan tangan nya dari genggaman tangan Raga.

“Qilla, nurut apa aku marah?” Qilla berhenti dari langkah nya, ia takut kalau lelaki nya itu sudah marah. Raga kalau marah lebih seram dari ganas nya macan. Qilla pun mengangguk, menuruti perintah Raga yang menyuruh nya untuk mengganti pakaian di kamarnya.

“Tapi jangan ngintip, kalo ngintip awas aja.” Raga mengangguk dan meng pause film nya sebentar untuk membalikkan tubuhnya agar tak melihat tubuh Qilla.

Qilla mulai melepaskan pakaian nya terlebih dahulu. Raga yang telah bosan menghadap tembok, ia memilih membalikkan tubuh nya.

Mata nya melihat tubuh seksi dari wanita nya itu. Tubuh nya yang putih, ramping dan membuat hawa Raga berubah. Raga pun bangun dari kasur Qilla dan memeluk tubuh Qilla dari belakang.

Qilla yang kaget, berusaha melepaskan tubuh nya dari pelukan erat tangan Raga. “Lepasin, Raga… kan aku bilang, madep tembok jangan ngintip.”

“Aku bosen madep tembok, terus aku balik badan gataunya kamu baru ngelepas baju.”

“Yauda awas dulu, belom muhrim.” Raga tidak mau melepaskan nya, justru diri nya semakin erat memeluk tubuh Qilla. Ia mencium bahu Qilla, qilla terlihat kegelian saat Raga mencium nya.

“Ga, lepasin.” Qilla pun akhir nya menginjak kaki Raga, dan berhasil lepas dari pelukan erat sang pacar nya itu.

Raga melihat Qilla lari pun ia langsung mengkejar nya, mereka berdua akhirnya main kejar kejaran di kamar Qilla. Hingga akhirnya Qilla tertangkap dan dijatuhkan oleh Raga ke kasurnya.

Raga menindih tubuh Qilla, Qilla yang ketakutan berusaha melepaskan tubuhnya. Namun tidak bisa, karna tubuh Raga sangat lah kuat dan besar.

“Babe, sekali, ya?” Minta Raga. Namun Qilla tetap tidak tahu maksud dan tujuan Raga meminta sekali itu apa.

“Apa aku gatau, Raga.”

“Itu”

“Hah?”

Raga sudah tidak kuat, ia kini mulai menerkam Qilla. Ia mengendus ngendus layaknya seekor anjing “Tetap wangi, jangan pernah berubah, ya?” Qilla mengangguk.

Raga mulai melanjut kan aksi nya, ia mencium bibir Qilla, dan melumat nya secara perlahan. Tak ada berontakan dari Qilla, kini Raga mulai memperdalam lumatan nya.

Qilla pun sangat menikmati nya dan membiarkan Raga mengelilingi langit langit mulut nya.

Desahan demi desahan Qilla keluarkan, Raga yang mendengar nya pun semakin tak karuan. Bagaikan mengisap rokok, namun menurut Raga,bibir Qilla lebih nikmat daripada sebatang Rokok yang biasa diri nya hisap.

Semakin dalam nafsu dari mereka berdua, kini pasangan itu pun mulai melakukan hubungan layak nya seorang suami dan istri.


“Ga, udah…” Qilla yang sudah cape dan Raga yang sudah nikmat, kini mereka berdua menghentikan permainan.

“Qilla, maafin aku…” Raga memeluk tubuh Qilla yang berbalut selimut itu.

“G-ga aku takut, hiks hiks” qilla menangis, ia takut kalau buna,papah dan kak Yudha tau kalau diri nya sudah lagi tak menjadi perawan.

“Qilla, sekali lagi maafin aku… aku janji, aku akan tanggung jawab. Kalau aku gaada kabar, kamu bisa kerumah aku.” Kata Raga yang berusaha menenangkan Qilla yang sangat sedih.

“Janji?” Raga mengangguk.