Rencana

Nathan yang sudah sampai di Bandara setelah sebelumnya sempat mampir ke supermarket, ia langsung menelfon Harkan.

Haloo

Appan

Gue udah sampe, lu dimana? tanya Nathan yang sembari celingak-celinguk mencari keberadaan Harkan.

Oh, bentar, gue masih ngambil koper, lu dimana?

Di depan. Nanti gue foto aja.

Harkan langsung mematikan teleponnya terlebih dahulu dan segera mengambil koper yang sudah ada di depan matanya.

Notif pun muncul, bahwa Nathan sudah mengirimnya gambar keberadaan dirinya berada.

Harkan pun segera menuju lokasi sesuai gambar yang dikirim oleh Nathan. Sebelumnya, Harkan juga sempat pernah ke London waktu usianya sekitar 13 tahun. Harkan mempunyai ingatan yang sangat kuat, jadi, sangat mudah untuk Harkan menemukan keberadaan seseorang yang sekarang sedang menunggunya.

Tak butuh waktu lama, akhirnya mereka berdua pun bertemu. “Gila-gila perjuangan lo perlu gue apresiasi,” ucap Nathan. “Hahaha, gue gak mau di bilang bercanda soalnya.” kata Harkan sambil tertawa ringan.

“Yaudah masukin koper lo di bagasi, terus kita ke hotel. Besok pagi gue kesini sendiri.” Harkan mengangguk.


Mereka berdua tiba di Hotel tempat dimana Harkan akan menginap, Nathan membantunya membawa barang-barang yang ia bawa, “makasih kakak ipar” ledek Harkan. Nathan hanya tersenyum.

“Udah sampe, gue mau pulang. Jangan lupa pintu dikunci. Kalo ada yang ngetuk pintu, lo intip dulu, jangan asal dibukain.” Lagi, lagi Harkan mengangguk, “siapp! Dadahh” Nathan pun mulai meninggalkan Harknan seorang diri di kamarnya.

“Capek juga, apa gue diemin Pelin sampe besok, ya? Tapi kasian juga… bales singkat aja deh, nanti gue minta bantuan Justin juga.” Batin Harkan.