She’s mine.

Tara langsung menuju ke kantin, setelah ia rasa Zavira sudah masuk ke ruangan kelasnya.

Terlihat sudah ada 3 orang laki-laki yang sedang menunggu dirinya, yaitu Atuy, Jo, dan Jeff. “Kok lo ikut ke kantin, Jo?” Tanya Tara.

“Emang kenapa?”

“Bukannya tadi kata lo, bentar lagi masuk, lo gila? hehe.” Jo hanya menyengir setelah diskak mat sama Tara.

“Ibu negara gamarah, Tar?” Kini Atuy yang mulai bertanya pada Tara. Tara pun menggeleng, “engga, dia udah masuk kelas. Doain aja, hahaha.”

Mereka pun menikmati kopi dan teh, buatan mak ati penjaga kantin. “Diminum ya, anak pinter.” Mak Ati pun kembali ke dapurnya untuk melanjutkan masak gorengan.

“Mak,” Mak Ati pun melihat ketika namanya dipanggil. “Siapa yang manggil?” Tara pun mengangkat tangannya.

“Saya mak, mak selalu cantik.” Mak Ati pun tersipu malu, setelah mendengar ucapan Tara tadi.

“Bilang aja kalo mau gorengan. Sabar, belom mateng.”

Tiba-tiba disaat suasana lagi hening, ada seorang perempuan yang Tara kenal, sedang berjalan menuju ke arah meja mereka. “Tara, Zavira digangguin sama Tio.” Setelah mendengar laporan dari Zia teman dekat Zavira, Tara langsung bangun dan menggebrak meja.

“Bangsat, cewek gue digangguin. DIMANA ZAVIRA?”

“Di toilet, gue di usir sama Tio.” Tara pun semakin memanas, segera ia cepat-cepat menuju toilet dimana Zavira dan Tio berada.

Atuy, Jeff, dan Zia mengikuti langkah Tara dan Jo yang sangat cepat. Jo mengikuti langkah Tara yang benar benar sangat cepat, itu.

Tiba tiba…

BRUG

Pintu yang tadinya tertutup rapat, langsung roboh begitu saja, setelah Tara tendang. Benar, yang nendang pintu toilet itu adalah Tara, pacar dari Zavira yang kini sedang di pojokin oleh Tio.

Tio yang kaget, langsung menjauh dari tubuh Zavira. Dan Zavira pun langsung di tarik oleh Zia. “Sini, biarin Tara ngasih pelajaran ke Tio.”

“Ngapain?” Tanya Tara yang masih berusaha Santai.

“Ngapain?” Kini nadanya mulai naik.

Namun tetap saja Tio hanya terdiam dan tak menjawab pertanyaan Tara. Tara yang emosinya sudah di ujung tanduk, ia langsung menghantam wajah dari Tio tersebut.

Bug

“Kalo ditanya tuh, ya jawab Bangsat.” Zavira yang ketakutan melihat Tara seperti ini, ia cuma bisa berlindung di balik tubuh Jo yang besar dan tinggi itu.

Jo merasakan jantung Zavira berdetak kencang, ia langsung membawa Zavira dan Zia keluar. Biarkan yang di dalam hanya ada Jeff, dan Atuy saja yang mengurusi Tara dan Tio.

“Lo tenang, itu akibatnya kalo dia ganggu lo.”

Zia langsung memeluk tubuh dari sahabatnya itu, ia juga merasakan jantung Zavira berdetup kencang. “Gapapa, udah ada Tara. Lo tenang, ya?” Zavira mengangguk.

Keadaan di dalam sudah sangat tak karuan, wajah Tio kini dipenuhi oleh darah akibat pukulan dari Tara yang tak henti henti itu.

BUG

“LO TAU KAN KALO ZAVIRA UDAH PUNYA GUE?” Tio mengangguk, “Terus lo ngapain ngegodain Vira, make dipojok pojokin segala. Ganteng lo?” Lanjut Tara.

Tara yang belom puas, ia ingin menghantam Tio sekali lagi. Namun, tangan Tara di tahan oleh Jeff, yang sudah kasian melihat wajah Tio yang dihantam abis dengan temannya itu. “Udah, kasian. Ayok keluar, cewek lo ketakutan.” Setelah mendengar kata ‘cewek lo ketakutan.’ Tara langsung menuju keluar.

Benar saja, Zavira kini sedang menangis dan tubuhnya bergetar berada dipelukan Zia. Tara pun langsung mengambil alih pelukan Zavira dari tubuh Zia.

“Gapapa, ada aku. Udah aku abisin. Lagian kok bisa si kamu digodain gitu? Apalagi di kamar mandi.” Zavira tak menjawab, ia justru semakin gemeteran setelah mengingat kejadian apa yang barusan terjadi.


Panggilan kepada Tara, Zavira, Zia dan Jeff segera menuju ke ruang bu Indah. Setelah masing-masing namanya dipanggil, mereka langsung menuju ke ruang guru.

tok tok

“Masuk.” Kata bu Indah yang memanggilnya lewat speaker tadi.

“Kenapa bu?” Tanya Tara.

Zia sudah tau kenapa mereka dipanggil, karna sudah ada Tio yang sedang diobatin oleh anak yang menjaga UKS hari ini.

“Tara, kenapa kamu nonjok Tio sampai mukanya seperti ini?” Tara hanya tersenyum miring.

“Jawab.”

“Dia ngelecehin Zavira. Apa itu boleh? Apa disini ada peraturan mahasiswa boleh melecehkan mahasiswi kampus? Gaada kan? Jadi, saya hanya melakukan tugas saya sebagai laki-laki, yang melindungi wanita yang dicintai.” Bu Indah hanya menghela napasnya. Ia memang sudah tau, kalau pasangan ini, sangat terkenal dikampus Ncit.

“Tara, apa gabisa diomongin baik baik, nak?” Tara menggeleng.

“Kalau Zavira, kenapa kamu galangsung kabur waktu saat kejadian itu?”

“Bu, gimana saya mau kabur, kalo tangan saya aja ditahan sama tangan dia.” Tara yang mendengar perkataan Zavira itu, ia langsung berdiri dan menuju ke arah Tio.

“BENER APA YANG DIOMONGIN SAMA CEWEK GUE BARUSAN? GUE TELAT SEDETIK AJA LO UDAH PASTI NYIUM DIA, BRENGSEK.”

Jeff langsung menyuruh Tara untuk tenang dan duduk kembali. “Tenang, ini lagi di ruang dosen.”

“Awalnya memang bagaimana, nak Vira?”

“Jadi saya udah ijin, sama Pak Leo untuk ke toilet bersama Zia. Terus pas saya sampai di toilet, tiba-tiba Tio masuk abis itu nyuruh Zia keluar, dan membiarkan saya bersama dia di dalam. Saya udah bilang ‘ngapain, ini toilet khusus wanita. Laki-laki di sebelah sana.’ Tapi Tio justru, mendorong saya kepojok dan menahan tangan saya agar saya tak kabur. Benar kata Tara, satu detik aja Tara telat dateng, pasti saya udah diapa-apain sama Tio.” Ungkap Zavira.

“Terus mau gimana, nak Tara? Wajah Tio penuh luka, akibat kamu pukuli.”

“Saya gamau tanggung jawab. Salah siapa ngegodain pacar seorang Argantara Ghavio.”

“Yasudah, kalau kamu tidak mau tanggung jawab, minta maaf saja.” Tara menggeleng.

“Apa mau ibu skors?”

“Mendingan saya diskors daripada harus minta maaf sama laki-laki hidung belang.” Tara menarik Zavira untuk segera meninggalkan ruangan.