Tidur disini aja, biar saya di Ruang Tamu
Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam, namun Dimas tak kunjung pulang. Sementara itu, Zidan sudah tertidur nyenyak di samping Ileen.
krek
Bunyi suara pintu. Ileen yakin itu adalah Dimas. Ileen membangunkan dirinya dari ranjang kasur secara perlahan agar Zidan tetap terlelap.
Dan benar saja, itu Dimas.
“Zidan mana?” tanya Dimas.
“Udah tidur pak,” Dimas yang mendengar Ileen memanggil dirinya pak langsung mendekat ke arah Ileen. “Jangan panggil gue pak, gue masih muda.” Ileen mengangguk.
“Dim, aku pulang, ya?”
“Tunggu.” Kata Dimas yang menyuruh Ileen untuk menunggu sebentar.
Ileen pun duduk di sofa ruang tamu, ia melihat bahwa Dimas belom mengganti bajunya. Dan Dimas mendekati Ileen, “lo nginep aja, soalnya Zidan kalo udah deket sama orang gabisa ditinggal. Takutnya dia besok bawel nanyain lo terus.” Ileen terkejut mendengarnya
“Gausah Dim, besok aku dateng pagi aja biar Zidan gak berisik … ”
“Udah lo nginep disini, lo tidur di kamar sama Zidan.”
“Tapi Dim … “
“Gaada tapi-tapi. Udah gue mau mandi dulu, lo bisa naik keatas sekarang.” Ileen mengangguk.